Jumaat, 5 Mei 2017

DENDAM

Semua orang pernah disakiti dan menyakiti orang lain. Dan kadang sulit rasanya untuk berdamai dengan emosi yang berkecamuk dan cuba memaafkan mereka. Pada akhirnya, kemarahan yang selama ini terpendam membuat kita menyimpan dendam.
Tak banyak yang tahu bahwa menyimpan dendam tak hanya membuat kita menyesal sendiri dan merosakkan hubungan dengan orang-orang sekitar, tapi juga menyebabkan gangguan emosi yang dapat mempengaruhi kesihatan jika terjadi dalam waktu yang lama.

Apa itu dendam?

Rasa dendam merupakan suatu kondisi dimana kita menginginkan orang lain yang melakukan kesalahan terhadap diri kita menerima balasan atau konsekuensi dari kesalahannya. Dibandingkan berusaha untuk mengelola emosi lebih baik dengan cara mengungkapkan kemarahan sewajarnya dan kemudian memaafkan, menyimpan dendam membuat kita menganggap orang tersebut sebagai suatu ancaman yang menimbulkan perasaan stress atau trauma berulang meskipun kejadian yang sesungguhnya sudah lama berlalu.
Sebetulnya, dengan memaafkan bukan bermaksud kita melupakan kesalahan seseorang dan membiarkan kesalahan tersebut tejadi lagi. Memaafkan merupakan suatu cara untuk melatih pikiran kita untuk tidak terus-menerus anggap diri kita sebagai korban dan merasa tertekan akibat kesalahan yang telah dilakukan terhadap diri kita.
Sedikit sedikit, lama-lama jadi bukit. Begitu kata pepatah, dan ini juga terbukti benar pada rasa dendam dalam hati. Lama-kelamaan, menyimpan dendam memengaruhi fungsi otak dan kesihatan mental keseluruhan yang akhirnya juga kelihatan terhadap kesihatan fisikal.

Bahaya menyimpan dendam untuk kesihatan tubuh

Berikut beberapa cara bagaimana menyimpan dendam dapat memberi kesan buruk bagi kesihatan:

1. Mengubah susunan hormon otak

Otak merupakan organ yang bekerja saat kita berpikir, dan membentuk hubungan sosial dengan orang lain. Fungsi tersebut dipengaruhi oleh dua hormon yang saling berkaitan namun dapat bekerja berlawanan yaitu hormon kortisol dan hormon oksitosin. Hormon kortisol biasanya dilepaskan saat kita berada di bawah tekanan mental besar, seperti saat menyimpan dendam. Sebaliknya, hormon oksitosin ketika kita memaafkan dan saat berdamai dengan diri kita maupun orang lain.
Kedua hormon tersebut diperlukan dan keseimbangan antara keduanya menciptakan stress baik (eustress) seperti saat bekerja untuk mencapai tujuan, serta mengendalikan stress buruk (distress).  Hormon kortisol dikenal sebagai hormon yang berbahaya jika keluar terus menerus dalam waktu yang lama, karana tidak hanya memengaruhi kerja sistem saraf pusat namun juga kerja organ lainnya. Sekresi kortisol berlebih juga menekan kadar hormon oksitosin yang diperlukan untuk kesihatan emosi dan sosial, seperti kemampuan untuk menjaga hubungan baik dengan pasangan atau orang lain.Stress berlebihan menyebabkan penyakit gila.

2. Memicu gaya hidup tidak sihat

Menyimpan dendam ternyata berkaitan dengan berbagai penyakit kronis. Stres berat yang dirangsang oleh rasa dendam memicu seseorang untuk kurang memperhatikan kondisi kesihatannya. Suatu kajian menunjukan kondisi temperamental yang diakibatkan menyimpan dendam menyebabkan seseorang lebih cenderung merokok dan memakan junkfood tinggi kalori, yang keduanya merupakan faktor risiko dari penyakit diabetes mellitus.

3. Meningkatkan risiko kerosakan jantung

Penumpukan emosi negatif sudah dikenal menjadi penyebab terjadinya tekanan darah tinggi pada seseorang, dan ini akan sangat berbahaya dalam waktu yang lama.
Sama halnya dengan munculnya emosi negatif, menyimpan dendam dalam beberapa waktu dapat membuat kita selalu merasa tertekan dan marah terlebih lagi mekanisme berulang tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. satu kajian yang dilakukan oleh Asosiasi Jantung Amerika sudah membuktikan bahwa menyimpan rasa marah dan dendam dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner yang didahului oleh kondisi tekanan darah tinggi dan arterosklerosis.

4. Memicu penyakit dengan rasa nyeri kronis

ini berasal dari sebuah dugaan yang menyatakan bahwa individu yang menyimpan dendam lebih sering mengalami beberapa kondisi medis. Suatu penelitian yang dilakukan pada populasi di Amerika Serikat menunjukan bahwa seseorang yang menyimpan dendam memiliki peluang 50% lebih tinggi untuk mengalami penyakit dengan rasa nyeri seperti ulserasi lambung, sakit punggung dan sakit kepala. Peneliti juga mengambil kesimpulan bahwa menyimpan dendam berkaitan kemungkinan berakitan dengan gangguan psikosomatis.

5. Memicu penuaan dini

Mekanisme penuaan dini berkaitan dengan sekresi hormon stress berlebih yang terjadi saat Anda menyimpan dendam hingga menimbulkan rasa depresi dan frustasi. Selain gangguan emosi, tubuh merespon stress berlebih dengan cara memicu penuaan dini karena adanya perubahan kromosom DNA dalam proses regenerasi untuk pembentukan sel baru sehingga memicu penuaan biologis organ dalam tubuh yang lebih cepat. Sebaliknya dengan memaafkan, hormon stress yang dihasilkan menjadi lebih terkendali dan diminimalisir sehingga proses respon stress dapat kembali normal.

6. Dendam membuat kita jauh dari Allah
Ada setengah orang menggunakan sihir untuk membalas dendam. Hati2 takut2 anda melakukan syirik kepada Allah, terkeluar dari agama dan menjadi kafir tanpa disedari. Allah maha mengetahui mengadulah kepada Allah.

#jangan membiarkan dendam membunuh mu
#tidak berbaloi untuk sakit atau mati demi orang yang anda benci
#buang dendam untuk kebahagian anda
#JANGAN MARAH2 NANTI CEPAT TUA


Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Bahu anda kecil tapi punggung besar baju apa sesuai

Setiap ciptaan tuhan itu cantik jgn merasakan ia sebagai kekurangan. Yang penting bagaimana anda cara anda berfesyen.. untuk menyerlahkan ...